Tari Balumpa di Pulau Binongko: Pengertian dan Asal Usulnya

Khafifa Alqut
0

 

Tari balumpa merupakan salah satu tarian tradisional asal Wakatobi yang memiliki nilai budaya tinggi, memiliki makna dalam setiap gerakan. Dan berikut ini adalah asal usu tentang tarian balumpa sebagai tarian khas tradisional Wakatobi di pulau Binongko
Gambar hanya ilustrasi 

Tari balumpa merupakan salah satu tarian adat di Sulawesi Tenggara yakni kabupaten Wakatobi. Di Wakatobi terutama di pulau Binongko tarian balumpa dijadikan sebagai tarian untuk menyambut tamu penting, tamu kehormatan, termasuk untuk kegiatan seni dan lainnya.


Sekilas tentang Wakatobi, Wakatobi adalah gugusan kepulauan yang terdiri dari Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Dengan demikian tari balumpa bukan hanya anda temukan di Pulau binongko tetapi juga di pulau-pulau lainnya di Wakatobi seperti tomia wangi-wangi dan kaledupa atau lainnya. 


Di Pulau Binongko Wakatobi, tarian Balumpa merupakan salah satu tarian adat yang paling sering ditampilkan dalam berbagai acara ataupun kegiatan, bahkan tarian balumpa juga menjadi salah satu jenis tarian yang sering dilombakan di pulau Binongko dan memiliki banyak peserta lomba. 


Salah satunya adalah lomba tari balumpa pada acara 17 Agustusan yang diikuti pada setiap jenjang pendidikan atau kategori mulai dari SD, SMP hingga SMA dan umum. 


Mengenai tarian balumpa yang berasal dari kabupaten Wakatobi ini ternyata memiliki cerita dan makna tersendiri yang perlu kalian ketahui. Namun lebih tepatnya, tari balumpa yang akan dijelaskan berikut ini di dalam artikel adalah tarian balumpa yang di Pulau binongko Wakatobi. 


Oleh sebab itu, mari bersama kita menyimak artikel saya berikut ini tentang tari Balumpa di Pulau Binongko Wakatobi.



Pengertian tari Balumpa

Tentang pengertian tari balumpa, ada beberapa sumber yang memberikan pengertian yang berbeda. Dikutip dari Zonasultra.id disebutkan bahwa: 

Balumpa berasal dari kata “balu” yang berarti lenggak-lenggok dan “lumpa” yang berarti berjalan sehingga secara harfiah balumpa diartikan berjalan lenggak-lenggok.


 Selain itu, ada sumber lain yang mendefinisikan tentang tari balumpa yang berbeda dengan penjelasan di atas. Disebutkan bahwa sebenarnya tari balumpa disebut "Balumpa" karena berasal dari bahasa Binongko kuno yakni "ba" dan "lumpa".  

Kata "ba" merupakan kata bantu yang menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok. Sedangkan "lumpa" artinya melompat-lompat kecil atau dalam bahasa Binongko lainnya disebut "lompa" artinya lompat. 


Hal ini pula terlihat pada gerakan tari balumpa seperti melompat kecil dan mengangkat kaki membentuk lenggok seirama yang menjadi ciri khas  tarian Balumpa ini.


Persembahan tarian Balumpa dari Pulau Binongko. Nonton lebih lengkap di Channel YouTube Nina Nurrahmah


Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tari balumpa adalah merupakan tari yang dilakukan secara berkelompok, dimana penari berlenggak-lenggok dengan gerakan sedikit melompat seirama, berbahagia dan tulus dengan raut wajah riang gembira.

Mengapa tari balumpa dilakukan oleh penari dengan wajah yang riang gembira? Berikut anda akan memahaminya dengan penjelasan lebih lanjut di artikel ini. 


______

Baca juga lainnya:

Tradisi

  1. 'Tembanne' Tradisi Pulau Binongko Wakatobi: Tindik Telinga Bayi Perempuan
  2. 7 Tradisi Leluhur Pulau Binongko Wakatobi Yang Masih di Lestarikan di Era Modern



Asal-usul tari Balumpa di Pulau Binongko Wakatobi Sulawesi tenggara



Sebelum dikenal tari Balumpa di Pulau Binongko, Wakatobi Sulawesi tenggara  sebagai tari untuk penyambutan tamu kehormatan, ternyata ada asal usul dan awal mula hingga dikenalnya tari Balumpa sebagai tari untuk menyambut tamu tersebut juga menjadi jawaban kenapa tarian Balumpa juga mesti dilakukan dengan wajah yang riang gembira pada penarinya.


Sumber: YouTube Channel Binongko Multimedia


Kita bisa memulai asal usul adanya tarian Balumpa dengan beberapa alasan berikut ini: 


Masyarakat Binongko, Wakatobi sebagian besar mata pencahariannya adalah nelayan

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Binongko adalah nelayan, selain  dikenal sebagai pulau pandai  besi/pengrajin besi. Ya, untuk diketahui bahwa masyarakat Binongko adalah orang-orang yang ahli dalam membuat Parang, pisau dan pengrajin besi lainnya. Selain itu mata pencaharian mereka adalah nelayan. 

Ini juga yang menjadi  asal usul tarian balumpa dikenal di Binongko Wakatobi.

Pada mulanya, para kelompok wanita selalu menunggu para suami di pantai, dimana para suami yang berprofesi sebagai nelayan. 

Untuk mengatasi kebosanan biasanya para kelompok wanita ini berdendang, bernyanyi dan menari, hingga terbentuklah beberapa jenis gerakan-gerakan atau tarian yang khas namun belum dikenal sebagai tari balumpa. 



Tarian Menyambut Suami Pulang "Melaut"

Seiring berjalannya waktu, gerakan-gerakan menari tersebut sudah menjadi kebiasaan para istri saat menanti suami mereka di tepi pantai untuk menyambut suami mereka yang pulang dari "melaut". 

Sambil menunggu, mereka akan menari dan berdendang sekaligus menjadi tarian penyambutan saat suami mereka pulang dengan selamat setelah menempuh badai dan ombak di laut.




Para Istri yang Bahagia 

Berprofesi sebagai nelayan bukan hal yang mudah, saat badai dan ombak menggulung pun terpaksa harus ditempuh oleh para suami demi menghidupi keluarga di rumah. Jadi para istri akan selalu kompak menunggu suami mereka pulang "melaut" ditepi pantai. 

Bisa melihat suami kembali pulang dengan selamat adalah hal yang membahagiakan, rindu dan cinta kasih menyatu meliputi keharuan mereka. 

Dengan menari-nari, lenggak-lenggok sedikit melompat diiringi dengan berdendang mewakili rasa kebahagiaan mereka menyambut para suami. 

Terlebih lagi, suami yang membawa hasil ikan yang melimpah menambah kebahagiaan para istri. Dengan demikian itulah alasan kenapa tari Balumpa yang biasa kita saksikan sekarang selalu dihiasi dengan wajah penuh senyum dan bahagia.




Permintaan Penguasa

Hingga lahirnya tarian Balumpa sebagai tarian untuk menyambut tamu ini karena akibat permintaan penguasa pada waktu itu. Seperti dalam menyambut tamu bangsa Portugis dan tamu kehormatan lainnya dari luar pulau, masyarakat diminta untuk mempersembahkan tarian untuk menyambut tamu tersebut. 

Hingga terlintas lah tarian Balumpa yang terinspirasi dari kebiasaan para istri yang menyambut para suaminya pulang dari melaut yakni dengan berdendang, dan menari-nari kecil dengan gerakan sedikit melompat serta lenggok yang seirama tersebut. 

Tarian tersebut akhirnya dijadikan sebagai salah satu tarian adat Binongko Wakatobi dalam menyambut tamu kehormatan, bersama dengan tarian adat Binongko lainnya seperti Tari Toppa, Aka-Aka dan lainnya. Namun pada masa itu, gerakan dalam tarian Balumpa ini masih sangat sederhana begitupun musik pengiringnya yakni hanya dengan alat musik gambus, botol kaca dan gendang yang dibuat dari kulit kambing.




Dibawah Pengaruh Portugis dan Arab

Pengaruh ini bisa di lihat dari jenis alat musik yang digunakan. Yang awalnya tarian Balumpa ini sebagai tarian yang sangat sederhana. Namun, karena bisa dipersembahkan untuk tarian penyambutan tamu kehormatan termasuk bangsa Portugis dan Arab serta tamu kehormatan lainnya seperti tamu dari kesultanan Buton dan lainnya. 

Selain itu, pengaruh budaya luar pada saat itu juga lumayan kuat dalam bidang seni seperti tarian dan alat musik pada masyarakat Binongko sehingga alat musik yang di gunakan juga menyesuaikan seperti alat musik gambus, gendang yang dibuat dari kulit kambing. 


______
Baca juga lainnya:



Perbedaan tari balumpa di Pulau Binongko, Dulu dan sekarang




Untuk diketahui bahwa tari balumpa di Pulau Binongko Wakatobi yang ada sekarang ini di era modern ternyata berbeda dengan tari balumpa yang ada pada zaman dahulu. 

Ada beberapa perbedaan mulai dari pakaian yang digunakan termasuk dengan beberapa gerakan yang sedikit berubah. 

Tari balumpa yang ada di era modern ini di Pulau Binongko Wakatobi adalah tari balumpa yang sudah melalui beberapa perubahan agar tampil lebih memukau, memikat dan memenuhi tujuannya sebagai tari untuk penyambutan tamu kehormatan. 


Berikut adalah beberapa perbedaan tari balumpa di Pulau binongko Wakatobi pada zaman dahulu dan versi modern. yakni sebagai berikut: 


Perbedaan pada pakaian yang digunakan 

Pakaian yang digunakan untuk tari balumpa pada zaman dahulu adalah pakaian yang sifatnya masih sangat sederhana dibanding dengan kostum tari balumpa di era modern saat ini. 

Pakaian atau busana tari balumpa yang digunakan pada zaman dahulu di Pulau binongko Wakatobi diantaranya adalah: 
  1. Menggunakan baju kebaya sederhana; 
  2. Menggunakan sarung tenun khas pulau binongko yang disebut Kanainde
  3. Bagian kepala tidak memiliki banyak aksesoris kecuali rambutnya hanya di sanggul. 
  4. Bagian pinggang hanya diikat dengan selendang yang terbuat dari kain tenun khas Pulau Binongko juga.

Sedangkan pakaian atau busana tari balumpa yang digunakan di era modern saat ini di Pulau Binongko  yakni sebagai berikut: 

  1. Menggunakan busana yang terinspirasi dari pakaian adat Buton.
  2. Menggunakan warna baju terang, seperti hijau, merah, kuning dan lainnya yang memberikan simbol keceriaan.
  3. Menggunakan aksesoris kepala, kalung, gelang, ikat pinggang khusus untuk penari Balumpa dan lainnya. Aksesoris ini merupakan aksesoris yang biasa kita temukan pada baju adat Buton.
  4. Kain sarung tenun motif apa saja disesuaikan agar senada dengan baju yang digunakan.


Perbedaan gerakan tari balumpa dulu dan sekarang 

Pada zaman dahulu gerakan tari balumpa ini terdapat gerakan sedikit melompat-lompat kecil dan melenggak-lenggok seirama. Gerakan melompat kecil ini seperti gerakan pada wanita yang menari-nari di atas seperti berjingkrak-jingkrak di tepi pantai saat menunggu suami pulang melaut. 

Gerakan tari balumpa pada masa sekarang ini adalah dengan sedikit mengangkat kaki dan melenggak untuk sedikit mengangkat pinggul. Tidak ada lagi gerakan melompat-lompat kecil pada gerakan tarian balumpa pada zaman dahulu. 

Sepertinya pada gerakan tarian balumpa ini terjadi sudah tiga kali perubahan, di mana pertama tarian -balumpa ini dilakukan dengan gerakan sedikit melompat-lompat kecil, kemudian diganti dengan gerakan yang lebih lembut yakni hanya dengan mengangkat kaki dan pinggul. 

Gerakan ini harusnya terlihat lebih pelan namun pada era modern justru sedikit lebih lincah. 

Pada zaman dahulu gerakan tarian balumpa juga masih terlihat lebih sederhana, yakni dengan posisi sejajar dengan gerakan dilakukan secara bersama-sama dan seirama serta tidak banyak pola dalam gerakan menari tersebut. 

Sedangkan di era modern ini gerakan tarian balumpa sudah memiliki banyak pola dan memiliki tahapan-tahapan tertentu dalam melakukannya, diantaranya sebagai berikut:

  1. Pembukaan dan salam penghormatan 
  2. Pola,
  3. Variasi,
  4. Penutup atau Pamit/Salam penutup.


Perbedaan dalam Lagu Pengiring 

Pada zaman dahulu, lagu pengiring dalam tarian Balumpa adalah lagu Banti-Banti yang bersisi nasehat dan pepatah ala masyarakat Binongko. 

Berbeda dengan masa atau era modern ini, lagu untuk pengiring tarian Balumpa ini memiliki versi yang lebih baru atau dikreasikan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.

Misalnya menggunakan bahasa Indonesia, boleh dengan tema apapun misalnya mengandung promosi tentang budaya Wakatobi, pepatah modern, kata kiasan atau pujian asalkan tidak  memiliki  lirik yang menentang norma atau menyinggung.



_______
Baca juga lainnya:


Aturan tarian balumpa 



Sebenarnya ada aturan untuk tarian Balumpa di Pulau Binongko Wakatobi yang perlu kalian ketahui. Meskipun aturan ini tidak wajib dan benar-benar diharuskan sebagai syaratnya. Tetapi, aturan ini dapat mewakili makna tentang Tari Balumpa itu sendiri.

Aturan tentang Tari Balumpa di Pulau Binongko, Wakatobi Sulawesi Tenggara yakni sebagai berikut:



Dilakukan oleh Wanita

Jadi, tari Balumpa ini biasanya diperankan oleh wanita atau para gadis cantik dan molek. 

Ini melambangkan cerita atau asal usul tari Balumpa sebelumnya bahwa tarian ini berasal dari  tarian para kelompok wanita atau istri yang sedang menunggu ditepi pantai untuk menyambut suami mereka pulang dari melaut yang berprofesi sebagai nelayan pada masa itu.

Diera modern, tarian Balumpa juga kadang dilakukan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan sebagai bentuk hiburan atau agar lebih menarik saja. Tetapi, lebih tepatnya Tari Balumpa adalah dilakukan oleh wanita.



Jumlah Genap, misalnya 6 atau 8

Tari Balumpa juga memiliki anggota penari yang harus genap misalnya 6 orang atau 8 orang. Karena, nanti penarinya harus berpasang-pasangan, jika 6 orang berarti ada 3 pasangan atau jika 8 orang berarti ada 4 pasangan dalam melakukan tarian Balumpa tersebut.



Satu Orang Sebagai Pemimpin 

Dalam melakukan tarian Balumpa tersebut, misalnya terdapat 6 atau 8 penari maka perlu ditunjuk 1 orang sebagai pemimpin atau leader dalam tarian Balumpa tersebut. 

Sang ketua ini akan berperan untuk menghitung gerakan sehingga dapat membantu rekan lainnya dapat menyesuaikan dan menari secara teratur, rapi dan kompak. 



Gerakan badan yang lentur

Dalam melakukan gerakan tarian Balumpa ini diperlukan gerakan badan yang lentur dan tidak kaku. Karena ini akan menjadi salah satu yang mempengaruhi penampilan tarian Balumpa yang menarik atau tidaknya. 

Karena sebenarnya, tiap-tiap gerakan dalam tari Balumpa ini melambangkan karakter wanita di Pulau Binongko itu sendiri sehingga harus dilakukan secara baik dan benar.

Dalam tarian Balumpa terdapat beberapa gerakan seperti mengalun lembut, gerakan berputar yg cepat, lenggak-lenggok dan lainnya. 

Secara garis besar dalam tiap gerakan tersebut mengandung arti tentang wanita atau gadis di Pulau Binongko yang memiliki karakter lembut dengan sosok keibuan namun ia juga bisa tegas, mampu menempatkan diri dalam segala kondisi, susah dan senang serta menjadi istri yang setia bagi suaminya.




Senyum dan Bahagia

Jadi, penari yang melakukan tarian Balumpa ini diwajibkan untuk menunjukkan wajah senyum dan aura bahagia. Ini berkaitan dengan asal usul tari Balumpa yakni dari para istri yang bersuka cita menunggu dan menyambut suami mereka pulang dari melaut di tepi pantai.

Jadi pada saat melakukan gerakan tarian Balumpa, ekspresi penari juga sangat diperhatikan. Gerakan kepala dan mata juga harus diperhatikan misalnya pada bagian dalam pembukaan dan lainnya. 

Begitupun ekspresi wajah yang tidak boleh menunjukkan wajah kusut. Apalagi saat ini tari balumpa sudah menjadi salah satu tarian yang dipersembahkan untuk menyambut tamu penting, tamu kehormatan dan lainnya.

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*