La Fulu Gio adalah seorang tokoh dari Tanah Binongko. Dengan ciri, seluruh tubuhnya berbulu lebat dan badan yang kekar. Kerena itu banyak yang menyebut dia adalah turunan Genderuwo, apakah benar?
Saya selalu menganggap cerita dan misteri di Pulau Binongko ini nampak menarik. Karena ada banyak sekali kisah lainnya yang belum terangkat ke publik namun sangat menggelitik rasa penasaran ingin mengetahui dan menggali lebih dalam.
Seperti tentang seorang tokoh La Fulu Gio. Kisah ini diangkat dari tradisi lisan masyarakat Binongko. Jadi saya tidak meminta siapapun untuk percaya.
Tapi, kisah ini akan selalu menjadi poin penting yang selalu di hargai oleh masyarakat Binongko. Karena sebagian dari mereka mengakui keberadaan Tokoh Misterius La Fulu Gio ini sebagai pahlawan.
Pembenarannya bisa anda simpulkan sendiri setelah membaca artikel ini.
Tentang La Fulu Gio
Dari sumber lisan dijelaskan tentang La Fulu Gio di tanah Binongko. Beliau lahir sebagai yatim piatu dan tidak diakui oleh keluarga atau kerabat lainnya baik keluarga dari ibu atau bapaknya.
Karena sosoknya berbulu lebat, membuat siapapun melihatnya merasa mengerikan. Sehingga La Fulu Gio menjadi anak terbuang sejak kecil.
Nama asli dari La Fulu Gio yang sebenarnya adalah Gio atau La Gio. Kata La diambil dari istilah panggilan kepada laki-laki (untuk orang Binongko). Sedangkan ia di Panggil La Fulu Gio sebenarnya hanya sebagai istilah karena ia memiliki bulu yang lebat. Kata Fulu adalah bahasa daerah Binongko yang artinya Bulu.
Itulah sebabnya La Gio di sebut sebagai La Fulu Gio, artinya manusia yang berbulu.
Menjadi Seorang Tokoh Misterius
Bicara tentang masa penjajahan, di tanah Binongko Wakatobi memiliki julukan lain terkait dengan sebutan bagi bangsa penjajah ini. Orang Binongko pada zaman dahulu mengenalnya dengan sebutan “GURINDA”.
Kata “Gurinda” dalam bahasa Indonesia disebut dengan Gerilya atau para penjajah.
Saat perlawanan menghadapi para “gurinda”. Jelas kemampuan rakyat Binongko untuk menyerang sangat jauh dari kekuatan bangsa penjajah yang dibekali dengan senjata dan granat.
Awal Mula Perlawanan
Pada waktu itu, bangsa Gerilya ini tidak dapat masuk dan menjajah wilayah kesultanan Buton karena kejayaan Kesultanan membuatnya tak tersentuh oleh penjajah. Sehingga sebagian dari mereka banyak mencari kesempatan lain yakni mengunjungi pulau-pulau pelosok di Buton untuk mencari mangsa salah satunya di pulau Binongko.
Perlawanan masyarakat di mulai. Meski tidak dituturkan secara jelas apakah para Gurinda ini menjajah atau tidak. Tetapi dari banyak sumber menjelaskan:
Memang mereka datang, itu membuat kami takut. Terkadang, suka meminta pajak. Jika tidak diberi mereka akan menyiksa. Makanya kami membuat perlawanan.
.
Seorang nenek juga mengisahkan dirinya tentang kedatangan para Gurinda:
Saya masih kecil, baru 3 atau 4 tahun. Tapi kejadiannya saya masih ingat. Saya takut dan bersembunyi di balik kain pintu. Ibuku meniupkan doa, jadi saya tak terlihat dan selamat.
.
Karena perbuatan semena-mena yang mereka lakukan, sehingga membuat masyarakat Binongko pada waktu itu murka dan membuat perlawanan.
Tapi itulah hebatnya, orang-orang leluhur kita dari Binongko yang dikenal kebal dengan ilmu batinnya. Tidak mengenyam bangku pendidikan, tidak paham bahasa Indonesia, takut dengan orang asing, takut dengan budaya baru, kaget dengan teknologi, sangat gaptek, tapi cerdik, dan sekali lagi ilmu batinnya luar biasa.
Tidak hanya melawan dengan fisik, mereka juga menggunakan ilmu spiritual. Singkat cerita, akhirnya mampu mengusir para Gurinda dan tidak pernah bahkan sekalipun kembali menginjak tanah Binongko.
Begitupun dalam perlawanan ini dikenal pula para tokoh misteri yang ikut membantu salah satunya La Fulu Gio.
Tokoh Misteri: La Fulu Gio
La Fulu Gio bersama tokoh-tokoh misteri lainnya di tanah Binongko seperti La Mata Meha dan La Baja Hitu Siku adalah para pahlawan misteri yang disebut-sebut ikut mengambil peran melawan penjajah masuk ke pulau Binongko.
Sebab La Fulu Gio juga dikenal sebagai sosok yang kekar dan tangguh. Sosoknya juga dianggap hebat dan kuat tetapi keberadaannya yang dianggap misteri.
Sosok yang terbuang sejak kecil menjadikan dia bermental baja dan konon juga mempelajari ilmu spiritual tinggi di tanah Binongko.
La Fulu Gio bukan Genderuwo?
Benar atau tidak, sosoknya yang berbulu lebat membuat banyak orang menyebutnya keturunan Genderuwo. Benarkah?
Banyak juga yang mengatakan, dia memang bukan keturunan manusia. Beliau adalah sosok gaib dan masih misteri yang memang mengemban tugas untuk menjaga pulau Binongko secara turun-temurun. Beliau adalah penjaga pulau ini.
Berita tentang La Fulu Gio memang simpang siur. Yang paling jelas dan nyata, beliau adalah sosok yang disegani. Tokoh misteri yang berjasa.
Ada juga yang menyebut, la Fulu Gio adalah manusia biasa dan bukan turunan Genderuwo. Ia hanya di dianugerahi kelebihan oleh yang Maha Kuasa. Beliau juga dapat meninggal seperti layaknya manusia dan dikebumikan di wilayah sekitar Pantai Palahidu, desa Palahidu Barat Kecamatan Binongko.
Lalu, tentang La Fulu Gio: bagaimana pendapat kalian?
0 Komentar