Pernah mendengar khasiat bulu ayam sebagai obat ampuh mengatasi penyakit? Di Pulau Binongko (Wakatobi) telah mengenalnya sejak zaman nenek moyang mereka.
Cara pengobatan tradisional dengan bulu ayam merupakan warisan turun-temurun yang juga dikenal khasiatnya sangat mujarab mengobati berbagai macam penyakit.
Bulu ayam ini biasa dihasilkan dari limbah pengolahan ayam. Setelah memotong dan membersihkan ayam, maka bulu ayam akan menjadi bagian yang terbuang. Tak dipungkiri jika ternyata bulu ayam juga masih bisa bernilai sebagai obat yang mujarab bagi masyarakat Pulau Binongko.
Dari hasil informasi medis juga sudah dikenal jika bulu ayam memang memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan, seperti membantu mengobati gagal ginjal hingga mengatasi efek samping kemoterapi. Tapi mungkin, cara pengolahannya untuk obat jelas berbeda dengan cara pengobatan tradisional dengan metode bulu ayam di Pulau Binongko.
Disisi lain, sedikit yang tau jika bulu ayam dapat mengobati beberapa jenis penyakit umum yang sering dialami banyak orang baik anak-anak, dewasa hingga orang tua. Karena sebagian orang lebih mengenal bulu ayam dimanfaatkan untuk bahan kerajinan seperti Cock Bulu Tangkis, Kemoceng dan lainnya hingga pupuk tanaman.
Bulu Ayam Sebagai Obat Tradisional di Pulau Binongko
|
Bulu ayam secara umum menjadi bagian yang terbuang dari hasil pengolahan ayam ini memiliki kandungan protein kasar yang sangat tinggi. Sumber foto: wal_172619 |
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa, di Pulau Binongko bulu ayam menjadi bahan obat tradisional yang mujarab. Perlu diketahui bahwa metode pengobatan tradisional dengan bulu ayam di Pulau Binongko ini dilakukan dengan cara sederhana dan mudah. Bahkan, mungkin siapapun dapat melakukannya secara mandiri. Di Pulau Binongko, mengenal cara pengobatan tradisional dengan bulu ayam ini dengan istilah Hebanta'o.
Bulu Ayam dimanfaatkan sebagai Obat Demam Tinggi, Malaria Hingga Tipes
Dalam metode pengobatan tradisional di pulau Binongko yang menggunakan bulu ayam ini diketahui dapat mengobati beberapa jenis penyakit seperti Demam tinggi, Malaria, Demam Berdarah hingga Tipes dan beberapa penyakit lainnya.
Sebagian besar dari pengobatan ini adalah untuk mengatasi beberapa penyakit yang diakibatkan oleh bakteri atau virus serta parasit Plasmodium yang menyebabkan Malaria.
Meski begitu, sejauh ini mungkin belum ada penelitian mendalam di dunia medis tentang khasiat bulu Ayam apakah benar dapat mengobati berbagai jenis penyakit seperti malaria dan demam ini misalnya, atau justru terdapat efek samping lain yang juga dapat mempengaruhi kesehatan.
Akan tetapi, bagi masyarakat di Pulau Binongko sudah sangat mengenal bulu Ayam sebagai khasiat obat yang mujarab untuk beberapa penyakit tersebut, misalnya Demam tinggi, demam Berdarah, tipes hingga malaria. Dan pengobatan tradisional ini sudah berlangsung secara turun-temurun.
____
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa bulu ayam terdapat beberapa kandungan utama seperti kandungan Protein kasar lebih dari 85%. Bahkan kandungan ini melebihi kandungan protein pada kedelai. Protein ini diketahui sebagian besarnya dari keratin, sebagai protein serat yang kaya akan sulfur dan sistein. Dalam kesehatan, sulfur dapat mengatasi gejala flu hingga peradangan. Sedangkan kandungan sistein baik untuk mengobati beberapa kondisi pernapasan, seperti bronkitis, asma, gejala flu dan lainnya.
Selain protein kasar, pada bulu ayam juga terdapat Kandungan Lemak Kasar dan Serat Kasar. Tak salah jika akhirnya banyak yang memanfaatkan bulu ayam sebagai bahan pupuk tanaman hingga diolah sebagai pakan ternak. Lebih dari itu, ternyata bulu ayam juga berkhasiat obat bagi kesehatan tubuh seperti halnya pengobatan tradisional dengan bulu ayam di pulau Binongko dalam mengatasi berbagai gejala demam, hingga malaria.
Cara Pengobatan Tradisional dengan Bulu Ayam di Pulau Binongko
Jika memahami uraian diatas, sudah disebutkan bahwa cara pengobatan tradisional di pulau Binongko dengan bulu ayam ini disebut dengan istilah Hebanta'o. Selanjutnya dalam pembahasan ini lebih singkat kita sebut dengan Hebanta'o.
Jadi, cara melakukan Hebanta'o di pulau Binongko dengan memanfaatkan bulu ayam ini sangat sederhana. Yaitu bulu ayam ini akan dibakar dan khasiatnya sebagai obat akan didapat dari asap hasil pembakaran bulu ayam tersebut.
Tata caranya agar lebih mudah di pahami yakni sebagai berikut:
- dengan mengumpulkan bulu ayam bersih atau dicuci terlebih dahulu dan biarkan hingga kering.
- Siapkan wadah untuk pembakaran. Sebaiknya ukurannya tidak terlalu besar. Di pulau Binongko biasanya menggunakan tempurung kelapa, diisi tanah atau abu sisa pembakaran.
- Siapkan sedikit arang dan dibakar dengan api kecil. Usahakan walaupun di wadah kecil tetapi tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan.
- Bulu ayam yang sudah disiapkan dibakar sedikit demi sedikit pada arang/wadah pembakaran yang disiapkan sebelumnya.
Selanjutnya, penerapannya dalam pengobatan tradisional ini yakni yang menderita sakit berdiri tepat diatas wadah pembakaran bulu ayam dengan posisi wadah diantara kaki kiri dan kanan. Selain itu perlu menggunakan sarung atau selimut untuk menutupi seluruh badan dan memastikan asap dari pembakaran bulu ayam ini masuk dalam sarung atau selimut dan mengenai seluruh tubuh tetapi pada bagian leher bisa ditutup rapat agar asapnya tidak sesak pada pernapasan. Langkah ini bisa dilakukan dalam beberapa menit.
Rasa hangat dan asap dari sisa pembakaran bulu ayam inilah yang diakui memiliki khasiat mujarab bagi masyarakat Pulau Binongko sebagai obat dan mengatasi berbagai macam penyakit seperti demam, hingga Tipes.
Aroma dari asap pembakaran bulu ayam ini sangat khas dan kuat, tetapi dianjurkan agar tidak segera membersihkan badan setelah melakukan Hebanta'o. Minimal sekitar 15 menit setelah Hebanta'o kemudian boleh membersihkan diri.
0 Komentar