|
Gambar hanya ilustrasi dan tidak mendefinisikan apapun tentang orang Kaluku Binongko. Foto by Darksoul1 |
Satu lagi kisah tentang pulau Binongko yakni orang Kaluku Binongko. Konon, pulau Binongko selain dikenal sebagai daerah pandai Besi juga dikenal sebagai daerah yang tinggi ilmu spiritual.
Tetapi, ilmu spiritual yang dimaksud adalah dalam konteks positif. Anda akan memahaminya dengan membaca artikel ini sampai akhir.
Saat ini orang-orang keturunan Kaluku Binongko tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Batam, Sumatera, Makasar, Manado, Ambon, Nusa Tenggara Timur hingga Malaysia dan Singapura.
Pemain utama dalam kisah ini adalah orang Kaluku Binongko. Mereka adalah penduduk asli pulau Binongko, sama dengan orang Watiua, Komba-Komba, dan lainnya.
Tentang Orang Kaluku
Orang-orang Kaluku dikenal sebagai orang-orang yang "berilmu". Berilmu yang dimaksud seperti ilmu spiritual dan bela diri.
Selain itu, mereka juga dikenal sebagai orang-orang yang tangguh, cerdas dan pekerja keras. Sehingga tidak salah jika sebagian dari keturunan orang Binongko banyak menjadi orang sukses, berbakat dan handal.
Sejak jaman dahulu, mereka juga disebut sang perantau ulung. Banyak dari mereka yang keluar pulau Binongko bahkan tidak kembali lagi ke kampung halaman.
Kaluku itu Di Binongko mana?
Jangan heran, Kaluku dalam bahasa Binongko artinya adalah buah Kelapa. Tetapi Kaluku yang dimaksud adalah bukan buah dari kelapa tersebut. Tetapi, Kaluku sebagai nama suatu kampung di tanah Binongko.
Kalau melihat Binongko yang sekarang, tentu kalian tidak akan tahu Kaluku itu dimana. Nama Kaluku bahkan tidak ada di daftar kampung, desa, kelurahan atau di Kecamatan Pulau Binongko.
Kaluku adalah nama kampung kuno di pulau Binongko yang kini tinggal jejak dan tak berpenghuni. Tempatnya di bagian pegunungan Popalia.
Pada zaman dahulu, orang-orang Kaluku sering turun berbelanja di pasar Popalia. Namun kini tidak lagi. Sebab, tidak ada lagi penduduk yang tinggal di pegunungan pulau Binongko.
Mereka Terusir
Suatu ketika terdapat kebijakan pemerintah setempat terutama ultimatum dari kepala Camat Binongko agar tidak ada masyarakat Binongko yang tinggal di pegunungan. Semua dihimbau untuk turun dan tinggal bersama dengan masyarakat lainnya di kampung.
Awalnya, banyak yang menolak. Pada saat itu penduduk yang tinggal di pegunungan ini lumayan banyak terdiri dari kelompok atau perkampungan kecil termasuk Kaluku.
Alasan menolak karena mereka jelas tidak punya tempat tinggal lain kecuali disana, di gunung termasuk tempat mata pencaharian mereka. Tetapi pemerintah setempat memaksa dengan tegas dan menghukum keras yang menolak perintah.
Pada akhirnya, mereka pindah dari gunung dan ikut bergabung dengan masyarakat lainnya di kampung dan tersebar di beberapa tempat seperti di Bante, Taipabu, Popalia, Haka, Molle, bahkan Palahidu dan Rukuwa.
Untuk penduduk Kaluku sebagian besar berpindah ke Popalia karena itu merupakan yang terdekat dengan mereka dari gunung Kaluku.
Orang Kaluku Disegani pada Masanya
Orang Kaluku pada masanya dikenal sebagai orang-orang pandai dan "berilmu". Berilmu yang dimaksud seperti ilmu spiritual termasuk ilmu bela diri.
Dalam istilah bahasa Binongko disebut "Mia Mosega" yang artinya golongan orang kuat. Pada masanya, leluhur orang Kaluku merupakan akar segala ilmu spiritual di Tanah Binongko.
Bahkan orang-orang dari dalam dan diluar pulau Binongko terkadang sengaja datang ke Kaluku hanya untuk berguru ilmu-ilmu tersebut.
Para keturunan asli dari leluhur orang Kaluku ini disegani. Jangan berani memulai masalah dengan mereka. Kekuatan mereka ibaratnya sudah diberkati dari lahir.
Bagi perantau dari Kaluku juga memegang teguh prinsip dan ilmu spiritual mereka. Ini untuk pegangan saat menghadapi bala bahaya dan ancaman di perantauan yakni sebagai benteng atau pelindung.
Konon, Mereka di Takuti
Karena disegani dan dianggap hebat, orang Kaluku juga di takuti. Ilmu spiritualnya bahkan mampu membunuh orang tanpa disentuh. Dengan catatan, si pelaku memang memiliki akar masalah dengan orang Kaluku.
Mereka juga pandai dalam mengobati orang sakit yang berkaitan dengan santet, sihir, dan lainnya. Sehingga banyak juga dari keturunan orang Kaluku yang menjadi 'orang pintar' yakni membantu mengobati orang sakit lewat doa, menjadi cenayang, dan lainnya.
Pada awal masuknya Gerilya di Tanah Binongko bahkan mereka tidak sanggup meminta pajak ke pada orang Kaluku. Sebelum menyerang, orang Kaluku juga menguasai ilmu penakluk yang membuat orang lain tak sanggup berkutik.
Seorang Tokoh pejuang 45 untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan 'Abah Hamdan' merupakan sang pejuang dari Kaluku Binongko.
Di pulau Binongko, Beliau adalah seorang Guru spiritual dan menguasai ilmu kebatinan. Beliau disegani, dihormati dan ditakuti. Di luar daerah ini, beliau adalah sosok pejuang 45 yang pada waktu itu sempat ikut dalam perang merebut Timur-Timur yang lepas dari Indonesia.
Catatan: Tidak semua orang Kaluku memiliki kemampuan ilmu spiritual dan ilmu bela diri murni Kaluku. Karena hanya orang yang mempelajarinya saja. Dan tidak semua yang mempelajarinya dapat memperolehnya secara utuh tetapi hanya yang terpilih untuk menerimanya. Tetapi ada yang terpilih tanpa mempelajarinya, itu adalah seleksi semesta melalui keturunanku dan darahku. Tapi, kalau hatinya kotor, dia hanya akan menerima sebagian dariku. Kalau hatinya bersih, doa-doa ini menenangkan dan hatinya semakin sabar. dari Pemilik Akar Ilmu Tanah Kaluku.
Sayangnya, banyak dari beberapa orang mempelajari ilmu Kaluku namun kemudian di salah gunakan untuk hal buruk. Sehingga para tetua dari Kaluku waktu itu sangat sedikit yang mau membagikan ilmunya kepada keturunan atau generasi berikutnya.
0 Komentar